Selasa, 22 November 2011

Roti Komplit


Ini roti komplit terenak dan paling natural menurut saya, mama, tante-tante saya dan nenek juga bilang begitu. Iya, ini gerobak sudah ada sejak mama gadis. Seingat saya dulu harganya tujuh ribu, naik jadi sembilan ribu lalu naik lagi jadi sebelas ribu hingga sekarang dua belas ribu. Tapi rasanya tetap sama. Katanya nih, dua rasa selai yang mereka punya itu buatan sendiri. Letaknya di jalan Jendral Sudirman, Palembang. Tepatnya sebelum ruko martabak HAR didekat lingkarang masjid Agung itu.
Gerobak ini menghambat sebuah lorong kecil diantara toko jam dan hmm.. saya lupa, mungkin kantor bertutupan pintu kaca hitam atau kalau tidak sebuah optik. Yang jelas begitu sampai di jalan jendral Sudirman dan sudah melewati bank BNI, perlambat lajumu. Tidak jauh dari situ kok.
Selamat menikmati. Slurrrppppp.

Hasil Nonton Breaking Dawn


Dua hari yang lalu saya "berhasil" nonton film yang jadi waiting list-nya para penggemar film. The Twilight Saga, Breaking Dawn. Awalnya sempat kecewa karena pertama bikin janji denga anak Media Sriwijaya dan di hari H mereka pada cancel. Ada yang ngedate sama pacarnya, syukuran di rumah teman, diajak Ibu-nya shopping, mendadak sudah nonton, ada yang lebih milih sensasi delight dari pada melihat senyum manis dan badan seksi Jacob padahal ini akhir bulan yang mengcekik. Lucky-nya sempat sms Shinta di detik-detik terakhir and she say YES!

Minggu, 20 November 2011

Long Trip Today


Jangan bengong melihat map kota Palembang diatas yang saya coreti sedemikian rupa hingga "nyaris" sama dengan yang baru saya lewati seharian ini. Yang lebih tepatnya sih, "nyaris" dengan segala daya dan upaya. Saya tidak mengerti jalur tepatnya yang dilewati tadi. Makanya jadi agak absurd dan terlihat menyeramkan dengan rute panjang itu. Walau yang sebenarnya lebih seperti mendaki gunung dan lewati lembah, ngarang.

Setelah dari rumah saya di perumahan Bukit Sejahtera di daerah bukit kecil dengan menghabiskan persediaan mentega dan tepung lantaran bolak-balik bikin brownies kukus kami lanjut ke rumah om Ijal, kakak mama yang paling tua. Tepatnya sudah masuk di wilayah Banyuasin. Dua jam berlalu dengan makan bakso, cheese cake, bolu, puding cendol, beberapa snack lainnya dan kartu remi dengan bedak putih tebal di wajah. Hha.. saya, adji -adik pertama saya- dan tante Desi bermain "41". Round pertama dan kedua adji kalah telak dan merelakan mukanya dibejek dengan bedak baby. Tapi dua round selanjutnya saya yang kena bedak penuh hingga ke jibab dan dress abu yang buat saya bak "perempuan", itu kata beberapa sepupu remaja saya. Sialan, mereka anggap apa saya selama ini.

Lanjut lagi untuk mampir sebentar ke rumah Pakwo, kakak papa paling tua. Disuguhi bolu, risol segede banteng plus tanduknya, teh hangat yang pas di tengah gerimis dan lelucon-lelucon ringan khas keluarga kami. Perut mama yang kian meruncip juga tidak luput jadi highlight. Habis sudah segitu besarnya sih.

Terakhir nge-drop tante Desi dan keluarga ke rumahnya di perumahan Bukit Raflessia daerah kenten laut. Karena sudah terlalu malam jadi hanya sebentar untuk sholat dan ngangkut mesih jahitnya nenek yang tidak terpakai disana. Tidak sempat menyicipi pempek kulit yang ada di kukasnya deh. Cukup segelas coca-cola yang sudah tidak bergas lagi dan sebatang biskuit sandwich yang limited. How pity?!

Finish di rumah lagi deh. Meski sebelumnya sempat mampir lagi ke gudang papa di daerah bukit Siguntang, dekat masjid Baitullah, untuk menghidupkan lampunya dan melihat-lihat. Habis pak Dam, penjaganya, sudah moving diajak anaknya ke Bandung sih.

Thats all. Bersantai di kamar tercinta. Ruangan tiga kali empat meter bercat biru yang selalu buat saya rindu untuk nyudut disini. 

Sabtu, 19 November 2011

Sabokingking, Cagar Alam untuk Raja Palembang

Palembang – Media Sriwijaya. Menanggapi satu tahun setelah disahkannya UU RI no.11 tahun. 2010, Fakultas Hukum Unsri turut bersumbangsih mengadakan menyuluhan hukum mengenai cagar budaya ini. Minggu (30/10), diawali kata sambutan dari Rd. Muhammad Ikhsan, SH., M.Hum yang selama ini concert mengenai budaya Sumatera Selatan, kegiatan ini melibatkan dosen FH Unsri yaitu, Hamonangan Albariansyah,SH,.MH., Henny Yuningsih, S.H.,MH. dan Artha Febriansyah, SH.,MH,. Sekitar duapuluh mahasiswa ikut serta menyambangi Kompleks Makam Sabokingking di kawasan PT Pusri.

Sabtu, 05 November 2011

Pembangunan

Belakangan ini saya jadi begitu naif dengan meniscakan pembangunan. Terutama rentetan pembangunan di Palembang pasal Sea Games 2011 ini. Melihatnya aneh saja. Namun bukan berarti saya menentang pembangunan itu. Karena secara langsung atau tidak kita pasti akan menikmatinya dan merasakan kemudahan yang ditawarkan. Hanya saja menatap hektaran gedung elok yang klimis dengan macam seni artistiknya kemudian melirik semeter ke sisi lain. Terlihat warung remang unyil dengan perempuan renta dan seorang gadis kecil sebagai pemiliknya. Atau seperti beberapa bulan lalu ketika saya melintas di jalan Kol. H. Burlian yang sedang dalam proses perluasan jalan. Masih terlihat dua-tiga penampel ban yang mulai terhimpit gundukan bekas kerukan tanah. Los mereka yang sudah sangat minim harus terhalang lagi oleh para pekerja dan bahan-bahannya hingga sebagai liang lahat-pun tidak layak lagi. Dua bulan berlalu, setelah pelebaran jalan hampir tahap finishing para penambal ban itu sudah kehilangan lapaknya. Meski bukan itu saja alasannya. Saya yakin masih banyak cerita miris lainnya yang lebih membuat hati teriris.
Huh, semuanya akan berlalu. Semoga para penampal ban itu mendapat lokasi baru. Amin.
*Kacau, sudah selarut ini dan saya masih belum juga nempel di kasur. Padahal besok sholat Idul Adha dan harus bangun subuh buta. Go sleep.*loncat ke rangjang*