Kamis, 20 Oktober 2016

Mendaftar ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)


Berawal dari pengalaman pribadi yang kesulitan mencari informasi untuk mendaftar S2 ke UKM maka saya buatlah tulisan ini. Sebenarnya di website resmi UKM sudah diterangkan alur pendaftaran yang semuanya online tapi karena takut salah, bingung dan ragu (antara berani dan tidak untuk hidup di negeri orang) alhasil tetap kurang jelas. Beberapa blog orang Indonesia yang saya temukan dan membahas tentang Uni ini juga kurang memuaskan hati.

Singkatnya dua tahun yang lalu, saat akan mendaftar ke beberapa Uni di Malaysia, saya betul-betul buta. Tidak ada teman atau saudara sama sekali yang pernah belajar atau tinggal disana, mungkin juga karena teman saya kurang banyak. Jadinya orang-orang tidak dikenal yang saya datangi dan ajak berdiskusi. Maksudnya beberapa kenalan papa yang punya kenalan atau kenal dengan orang yang pernah kuliah disana. Ya, begitulah. Meskipun masih dengan beribu pertanyaan yang mengganjal, saya coba untuk mendaftar sendiri.

Sebelum mendaftar, kenali betul Uni dan program yang akan dipilih. Fakultas, jurusan, lama masa kuliah, mata kuliah apa saya yang akan dipelajari, metode pembelajaran dan lain-lain karena beberapanya punya program berbeda apalagi dengan program Uni di Indonesia. Selain itu siapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Misalnya ijazah dan transkip, pengalaman saya, ijazah dan transkrip diterjemahkan ke bahasa Inggris tapi ada beberapa teman yang saya kenal di sana, tidak melakukan hal demikian, and they still accepted. Sertifikat bahasa Inggris seperti TOEFL atau IELTS juga perlu, untuk skornya akan berbeda-beda tiap fakultas. Pengalaman saya, untuk fakultas undang-undang (hukum) dua tahun yang lalu, TOEFL minimal 450, pastinya sekarang lebih tinggi lagi. Syarat lainnya seperti reference dan paspor.

 http://guest.ukm.my/
Registrasi


Dimulai dari guest.ukm.my, pertama registrasi dengan nomor paspor. Setelah verifikasi dari email kita diminta mengisi data-data sebagai berikut.
Mulai isi data
Pastikan program yang akan dipilih karena kita hanya boleh memilih satu program. Kemudian data pribadi dan beberapa aplikasi lainnya. Employment history, boleh diisi boleh tidak tapi lebih baik isi saja kalau pernah magang-magang atau kerja paruh waktu. Untuk dua orang reference, bisa kita tulis dosen semasa S1 namun sebelum itu informasikan dulu pada orang yang bersangkutan. Biaya pendaftaran sebesar RM 100 atau sekitar Rp 320.000 bisa dibayar melalui online payment dengan opsi visa atau master card. 

Upload foto, ijazah dan transkrip di supporting document. Sementara other information yang isinya research experience dan publication tidak harus diisi kalau tidak ada untuk jenjang S2 namun untuk program S3, kabarnya wajib. Untuk aplikasi VDR, upload semua halaman dari paspor meskipun halaman yang kosong. Terakhir pada bagian declaration pastikan untuk klik SEND setelah memastikan semua aplikasi telah disini karena bisa tidak SEND, akan dianggap belum mendaftar.

Kalau ada tambahan informasi terbaru boleh komentar karena saya mendaftar ke UKM dua tahun yang lalu, mungkin ada beberapa perubahan dan tambahan. Tapi yang jelas banyak bertanya adalah kuncinya. Jangan takut untuk memulai diskusi dengan orang-orang baru karena diluar sana ada banyak orang baik yang ingin berbagi.

Sebagai tambahan, untuk informasi lain misal lingkungan, suasana belajar atau tempat tinggal di Uni tertentu kita bisa menghubungi Persatuan Palajar Indonesia (PPI) di Uni tersebut. Mereka akan sangat membantu.

Demikian, semoga bermanfaat. 

Senin, 25 April 2016

Pindah Rumah

Bulan ini kali ketiga saya pindah rumah. Sebelumnya biar saya perjelas, kalau saat ini saya sedang penempuh pendidikan master di Malaysia dan biarkan saya tulis di post lain tentang pendidikan saya nanti. Jadi ceritanya saya ngekos walau disini tidak dikenal kata-kata “ ngekos”. Sebut saja rumah sewa. 
Back to the point, memang tidak ada yang seindah rumah sendiri. Dimulai dengan rumah pertama, saya bersebalahan kamar dengan pasangan yang “katanya” suami istri. Dampaknya untuk sekedar mengambil minum atau masak mie di dapur saya harus pakai jilbab, baju dan celana panjang, not feel free at all. Konyolnya lagi, kasur di kamar itu penuh dengan kepinding, kutu busuk, bangsat, tinggi, atau apalah namanya itu. betul-betul sesuai namanya. Binatang itu sukses buat saya pergi ke klinik dan menghabiskan RM 90 untuk berobat. Anehnya saya masih tidak sadar kalau sedang dikerjai oleh serangga parasit itu. Sampai seminggu berlalu, barulah si kutu nampak didepan mata. Lalu saya pindah.
Dirumah kedua. Besih, tertata rapi dan penghuni kamar lain perempuan semua yang terpenting kasurnya tidak ada kepinding. Kakak penyewa rumah adalah pekerja dari Indonesia yang juga tinggal di rumah itu. Kami sering masak bersama atau pergi makan keluar saat dia off dan saya tidak ada kelas. Sampai suatu ketika, (sok drama), kak Wati pulang ke Indonesia untuk waktu yang agak lama dan penyewa kamar lain juga pergi karena pindah tugas bekerja. Karena tidak mungkin saya membayar sewa rumah itu sendiri, kak Wati mencarikan penyewa baru. 
Datanglah wanita-wanita cantik yang body-nya aduhai. empat orang. Mereka semua pekerja Indonesia, baik, ramah, selalu masak untuk makan mereka dan selalu menawarkan ke saya (nikmatnya makan gratis). Namun tidak ada yang sempurna, Mereka sering membawa lelaki kerumah. Bukan satu laki-laki, tapi dua eh tiga, entahlah, tapi berbeda tiap kalinya. Mereka selalu pergi kerja dimalam hari dan pulang sebelum subuh. Ya mikir bodohnya saja lah ya, kerja macam apa itu. Akhirnya saya putuskan pindah walau masakan kakak-kakak itu selalu mengingatkan pada kampung halaman. Tidak tahan juga kalau tiap malam harus ketakutan. Saya sampai menyimpai gunting di bawah kasur kalau-kalau lelaki itu salah masuk kamar, mendobrak kamar lalu terjadi sesuatu lalu tidak perlu dilanjutkan.
Last, this house. Karena sudah tidak tahan dengan rumah kedua tadi saya tidak banyak pertimbangan untuk rumah ketiga ini yang penting semua adalah pelajar yang niatnya hanya untuk belajar, lurus tidak ada bau-bau lelakinya and I get it. Tapi kembali lagi bahwa tidak ada yang sempurna. Penghuni rumah ini sangat tidak peka (padahal mereka cewek yang selalu menuntut cowok untuk peka, loh) terhadap kebersihan. Hari pertama masuk sudah ngepel seisi rumah (tidak termasuk kamar penghuni lain). Besoknya nyikat WC. Besoknya lagi sikat tempat cuci piring. 
Yasudahlah, ikhlaskan saja. Lumayan tambah-tambah amal ibadah. 

Rabu, 03 Juni 2015

Mendaki Bukit Besar dengan Restu

Takkan lari gunung dikejar. Itu yang pas menggambarkan keadaan saya ketika planning ke 5 untuk naik gunung akhirnya bakal terwujud. Benar saja, sejak dua tahun yang lalu saya sudah mendambakan puncak gunung dan setahun belakangan sudah diam-diam nyicil perlengkapan untuk mendaki tapi gilirannya ada teman yang buka trip ada saja halangannya. Sejujurnya alasan utama adalah restu orang tua. Jadi orang tua saya ita selalu mengembalikan keputusan pada anak-anaknya sendiri. Nah disitu saya bimbang, mereka bilang “ Terserah. Tapi menurut mbak gimana kalau disini mama papa was was. Tega?” Wah jangan ditanya, saya pasti langsung kepikiran dan luluh lalu sesuai keinginan mereka, cancel. Tapi saya tidak menyerah.
Di rencana trip pertama dan kedua faktor cuaca yang jadi alibi mereka supaya saya urungkan niat. Di rencana yang ketiga alasannya harus tuntas skripsi dulu padahal saya sudah bilang kalau DP sudah di transfer. Di kali ke empatnya saya akan muncak, batal di detik-detik terakhir karena alasan mengurus kuliah yang sebenarnya masih bisa ditunda. Namun akhirnya terasa juga mendaki itu bagaimana. Walau yang berhasil dapat restu adalah Bukit Besar. Tepatnya di Desa Perangai Kecamatan Merapi Selatan Kabupaten Lahat.
Untuk sampai ke Lahat (dari Palembang) ada beberapa cara. Pertama dengan kereta dar Stasiun Kertapati ke Lahat, biayanya Rp 35.000/orang untuk kereta pagi. Perlu diingat harga kereta pagi dan malam sangat berbeda jauh, kereta malam lebih mahal. Cara kedua bisa dengan bus. Ada beberapa bus yang punya treyek ke Lahat salah satunya yang saya naiki kemarin adalah Telaga Biru. Tiket dan naiknya dari Terminal Karya Jaya dengan harga Rp 50.000/orang. Sedangkan cara ketiga adalah dengan naik travel yang pastinya lebih cepat sampai tujuan tapi biayanya antara Rp 70.000 – Rp 90.000/orang. Selanjutnya dari stasiun atau terminal di Lahat bisa diteruskan dengan naik angkutan umum. Kalau dari terminal harga yang dipatok adalah Rp 20.000/orang dan biasanya supir memberi harga yang lebih tinggi untuk pembuka, jangan sungkan untuk menawar.
Full team

Di perjalanan menuju Desa Perangai kita disuguhkan pemandangan yang berbeda. Daerah pertambangan. Tanah tandus sekitar setengah dari perjalanan akan jadi pemandangan buruk untuk mata. Siapkan saya masker karena debunya membabi buta bersamaan dengan kencangnya angin dan dalamnya pedal gas yang ditekan pak supir. Setangah jalan selanjutnya dilalui dengan medan yang naik turun, untuk yang gampang maul harap siaga.

Dengan ketinggian 1700 mdpl bukit ini sukses membuat saya ngos-ngosan. Belum setengah jalan baju saya sudah basah oleh keringat. Padahal medannya adalah jalan semen dan belum terlalu menanjak. Sejujurnya itu karena semangat saya yang membara. Jadi diawal berjalan saya sudah pakai gigi 4 karena mengikuti pendaki lain yang juga ramai mendaki saat itu (sedang libur panjang). Alhasil sejam berjalan saya sudah istirahat dengan bermandikan keringat. Sontak teman-teman satu trip saya menenangkan. Mencoba memberi minum dan menyemangati dan jujur saya memang merasa sangat lelah tapi tidak ada pikiran sama sekali untuk mengurungkan niat dan pergi turun, not at all
Jalur pendakian berbatu dan curam

Jalur mendakian berpasir dan licin

Shelter 2. tepat ditengah perjalanan terdapat warung untuk sarapan dan tersedian juga air dingin

Sejak dari itu setiap 15 menit kami harus berhenti untuk mengambil napas, lebih tepatnya saya yang harus berhenti dan teman-teman yang lalu mengikuti. Kejutannya adalah ternyata jalur semen ini bisa dan boleh dilalui oleh motor. Warga sekitar menyediakan jasa ojek, mengantarkan pengunjung untuk menyelesaikan setangah jalan pendakiannya. Tapi saya tidak tergoda.
Ojek mencari penumpang

Jalan semen

Bila normalnya 2 jam untuk sampai ke puncak, kami (saya) menghabiskan 1 jam lebih lama. Tidak masalah untuk pemula (membesarkan hati sendiri). Tapi sayangnya tiba saat matahari sudah benar-benar turun. Gelap dan ramai. Ternyata sudah banyak tenda-tenda yang berdiri saat itu, sudah seperti pasar malam dan hadiah untuk malam itu adalah melihat kota Lahat dalan bentuk cahaya. Hanya lampu-lampu saja. Seperti bukit bintang di puncak bogor katanya (karena saya belum pernah ke puncak bogor). Suasananya membuat tidak ingin tidur karena begitu excited nya saya sudah berada di puncak bersama api unggun dan paduan suara diiringi gitar standar dari tenda tetangga.
Malam malam dalam gelap


Sudah tidur larut tapi jangan melewatkan sunrise. Dari tenda berdiri ke puncak bukit sekitar 3 menit mendaki dan Gunung Jempol akan menjadi background foto bersamaan dengan matahari terbit. Indah.
Menunjuk Gunung Jempol

Ditepi puncak

Sunrise di puncak Bukit Besak

Pemandangan dari puncak ke kumpulan tenda-tenda

Setiap orang punya ceritanya sendiri untuk setiap pendakian. Untuk mendakian pertama saya ini sangat indah karena restu orang tua, yang paling perpenting. Selain itu benar orang bilang, dihutan sifat asli manusia akan lebih terlihat. Mana yang egonya tinggi, yang jiwa pemimpin,  ada yang hanya banyak bicara, atau yang sikapnya bos. Di trip ini tidak, dari sepuluh orang yang ikut hanya 3 orang yang saya kenal baik. Sisanya, ada yang terus menjalin silaturahmi sampai saat ini ada pula yang saya hindari karena sikapnya yang annoying dan yang masih berkomunikasi sampai sekarang malah punya rencana untuk membuat trip part 2.
Semoga selalu bertemu dengan orang-orang baik. Amin. 

Sabtu, 20 Oktober 2012

Minggu, 15 Juli 2012

Empat Pilar Negara Mulai Kabur


Media Sriwijaya, Palembang- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mencoba mensosialisasikan empat pilar negara sebagai amanat dari UU no.27 tahun 2009 untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai empat pilar ini. Selain dengan metodelogi forus, seminar dan sosialisasi langsung ke pejabat negara dan masyarakat serta dengan mengadakan cerdas cermat yag ditujukan untuk kalangan siswa. MPR juga menghadirkan Dialog Empat Pilar Goes To Campus di sepuluh universitas, yaitu Universitas Diponogoro (Undip), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret ( UNS), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Hasanudin (Unhas).
Kegiatan yang di laksanakan pada Senin (9/7) di gedung Serbaguna Pascasarjana Universitas Sriwijaya ini dihadiri oleh narasumber Hajriyanto Y Thohari, Wakil Ketua MPR, Ganjar Pranowo, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, dan Dr. Febrian, dosen Fakultas Hukum Unsri serta di pandu presenter Anya Dwinov.
Dibuka dengan jenaka dan tetap menyinggung masalah pemerintahan saat ini oleh komedian Temon, Jarwo Kuat dan Jaim, membuat dialog ini tetap menghibur. Ditambah lagi komedian yang membaur dengan narasumber dan peserta dialog membuat kegiatan ini tidak monoton namum tidak melenceng dari tema yang dihadirkan.
Dibuka oleh Pembantu Rektor 4, dialog ini membahas nilai empat pilar negara yang sudah semakin jauh dan kabur bukan hanya secara verbal tapi juga formal. Empat pilar negara sendiri adalah Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.

Selasa, 08 Mei 2012

Horras


Horras... untuk bulan ini. Untuk semua sesak yang mampir tiba-tiba. Untuk rentetan plan tidak terduga yang mengganggu konsentrasi. Untuk teriakan panjang di jalan raya sepi saat malam berbulan indah demi lepaskan emosi. Untuk semua jadwal, janji, tugas, target, konflik, gerutu, deadline, tanggung jawab, and any else.
Semangat untuk semuanya. Karena yakin Tuhan selalu bersama saya. Di tiap ketupusan yang saya ambil, di langkah-langkah yang saya tapaki, dalam hembusan nafas tiap saatnya.
Seperti pagi ini, saat cerahnya langit tidak secerah otak saya yang krodit duluan dengan janji-janji yang mereka berikan. Urusan ke rumah sakit, janji ke pasar, mama yang akan pergi, gantian menjaga Kiran, motor yang butuh service, tugas yang menumpuk, papa yang masih di luar toko. Tapi perlahan Tuhan menyelamatkan saya. Ketika nafas sudah sesak dengan aganda penuh itu, ada saja pertolongan Nya tiba.
Selalu ada jalan dari setiap masalah. Seperti kata salah seorang sesepu di Media Sriwijaya, bahwa dari dua pilihan yang tersulitpun, Tuhan pasti telah siapkan opsi ke tiga untuk mu yang tidak akan merugikan siapapun. Sekarang tergantung dirimu memandangnya dan pilihlah.

Minggu, 06 Mei 2012

Minggu, 29 April 2012

Cake Wippy Buah

 Walla.. akhirnya kesampean juga makan cake yang satu ini. Puas hari ini lihat mama dan dua orang tante kece-ku praktik hasil les mereka. Sayangnya saat ketik postingan ini saya lupa apa nama cake ini. Makanya saya sebut saja, cake wippy buah.
Wippy putih di antara cake dan agar buahnya benar-benar menggoda. Kiwi asamnya buat ngeces. Hhaha.. dan satu loyang ini kami bagi 4 untuk 4 keluarga. Hebatnya. Berbagi itu memang indah. Dan kebahagiaan itu sederhana. Salam untuk keluarga disamping anda.