Jumat, 10 Juni 2011

Tepar

Kemarin itu yang malam paling ekstreem. Mengapa saya katakan demikian. Karena semalam jam 10 tepat saya baru tiba dirumah. Grrr... Kacau bukan. Untungnya sudah sempat wanti-wanti ke mama kalau bakal pulang terlambat dan nyatanya sangat terlambat. Huhf.. Tepar tingkat dewa, bahasa twitternya. Hha, berlebihan ya.
Sekarang saya akan cerita alasannya. Yap karena jadi panitia KPRM. Lengkapnya Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa atau Pemira.
Sebenarnya, kalau malam itu saya langsung pulang juga tidak apa. Tapi tahu deh, yang lain pasti butuh saya. Huahha.. Sok penting. Tidak, saya akan merasa tidak enak hati bila meniggalakan panitia yang lain. Percayalah alasan sok polos ini. Lagi pula masih ada seorang anak perempuan lagi selain saya dan dia sedang menulis di papan suara. Kalau tiba-tiba saya menghilang. Tidak berperasaannya diri ini. Lagipula kalau dia bisa bertahan, kenapa saya harus menyerah duluan. Uih, kalimat tidak mau kalah itu.
Sampai dirumah tepat 22.00 WIB. Huhf, bisa jadi delik keluarga bila saya tidak menyiapkan alibi sebelumnya. Maka sebelum orang tua saya buka mulut, saya sudah merepet duluan. Saya bilang, kan tadi sudah diberitahu akan pulang terlambat. Lalu, kan tadi sudah di sms ke nomor papa dan mama. Kemudian masih saja ada kalimat tanggapan lain. Tapi tadi mama telepon tidak diangkat. Dan anak hukum harus punya alasan tambahan. Mama seperti tidak tahu saja, hpnya sudah dead duluan a.k.a habis beterai. Hha..
Ketemu kasur langsung terasa semua urat yang menegang, otot yang keram, kaki jadi kaku,
mata semakin mengedut, kepala ikut nyut-nyut.



Sent from Catch Notes for Android
https://catch.com

posted from Bloggeroid

This entry was posted in

2 komentar: