Minggu, 17 April 2011

Umurku dan Adik Kecil



Seperti keruntuhan koloni air di tengah kemarau panjang. Tidak terbayang. Tapi itulah kenyataannya. I’ll get a new comer in my family. Yeah, the baby. Oh God. Diumur saya yang tiga bulan lagi tepat 19 tahun saya dapat adik kecil. Yang lebih membuat gubrak takdir ini adalah bahwa seminggu yang lalu tepat dihari Yeri Yunita, sahabat seperjuangan saya di kampus, memberitakan bahwa Ibu-nya hamil dan saya ngakak berat sampai-sampai berurai air mata dan bergegas mencari toilet di warung pecel lele kecil dekat kampus yang sedang kami singgahi karena mata kuliah yang kosong tapi sialnya tidak ada toiletnya.

Masih jelas di ingatan saya, betapa terbahaknya kami saat itu. Sampai-sampai seisi warung unyil itu menoleh risih. Saking mengganggunya kami, berkali-kali salah seorang yang sedang meracik minuman menatap sinis seolah berseru dalam hati, “ Cepatlah keluar kalian, cepatlah pergi. Pergi sana!”. Di luar warung pun kami masih asyiknya cekikikan. Air mata saya berurai deras sambil menahan kencing.

Beberapa hari berikutnya saat mama cerita tentang “perut”nya. Jeguerrrr… rasanya bumi terbalik. Serasa hanya berpijak pada satu kaki kemudian saya terjatuh. Saat mama bilang “positif, mbak!” saya masih dengan tampang bego’nya. Dipikiran saya positif tidak mendapat menstruasi lagi seperti nenek atau positif sedang menstruasi. Tidak terpikir sedikitpun tentang hal itu.

Sejak seminggu sebelumnya mama memang sudah bingsal. Berkali-kali bertanya pada saya tentang siklus menstruasi kami yang biasanya berbarengan. Tapi sekali lagi, saya tidak terpikir sampai kesana.

Saat saya cerita dengan Yeri dia jadi tak hentinya tertawa. Dari awal mulai mata kulaih sampai berakhirnya hari itu. Setiap menoleh ke saya pasti bawaannya cengar-cengir. Kacau tu anak.

Wait, cerita diatas bukan berarti saya menolak berkah “koloni air” berwujud “cabang bayi” di rahim mama saya kini loh. Saya tidak malu sama sekali. Hhmm, jujur, pertamanya sempat terlintas seperti itu. Punya adik yang beda umurnya akan 20 tahun kurang lebih. Never imaged. Tapi tidak sama sekali. Saya malah bersyukur. Karena sejak dulu saya mengidamkan keluarga besar seperti kedua nenek saya yang wonderwomen karena punya 6 orang anak yang tidak mengecewakan. Termasuk mama papa, terlepas dari takdir mereka masing-masing. Alhasil, akan sama dengan keluarga ini nanti. Kami 5 bersaudara. Pasti akan ramai, berisik, penuh berbagi, semuanya. Jadi tidak sabar menunggu adik kecil-ku. Semoga sehat selalu dan berjalan lancar. Baik-baik ya lullaby.

2 komentar:

  1. asoy, keren nian riz (y) (y) duo jempol buat lu de friends :*

    BalasHapus
  2. yippi, thanks soo shinta. ayo, yang banyak ngisi blog nya :)

    BalasHapus