Minggu, 11 September 2011

Hari ini terakhir dan kita masih tetap diam. Ayolah, menoleh ke arahku! Ayo!

Mohonku saat terpojok disudut pesta. Aku duduk melamun, diantara para tamu undangan yang tak aku kenal. Sambil memandang punggungmu yang tegap dengan pakaian adat sunda lengkap, membuatmu semakin gagah.

Aku masih berdoa, Ayolah buat 3 hari ini jadi berkesan, bukan hanya dengan sekilas pandang yang tersirat atau tatapan oleh mata elangmu saat aku tak sadar – meskipun sebenarnya aku menyukaimu karena 2 hal itu -.

Cepat katakan, sebelum pestanya benar-benar usai! Aku masih memunduk lesu ditengah pesta megah dengan tamu terhormatnya, para ibu-ibu pejabat itu berlomba dengan busana mahal merk luar negeri yag bentuknya aneh sementara batik, mereka jadikan lap meja atau keset kaki untuk membersihkan rumah pinjaman Negara.

Hah.. pestanya usai dan aku makin gusar. Sungguh bukan ini akhir yang aku mau.

Aku kembali ke kamar hotel, tidak cemberut tapi terlihat kelelahan. Bukan karena pesta panjang dengan segala tetek bengek yang menurut ku membuang banyak uang, melainkan karena kecewa.

Sebelum pulang ada acara makan malam keluarga. Makan malam pertama kali aku melihatmu dan aku harap kali ini juga menemuimu untuk yang terakhir.

Mereka bilang makan malamnya di restoran. Aku jadi sangsi kau akan ikut.

Tapi kesangsianku tidak terbukti, karena aku telah duduk dihadapanmu. Siap menikmati makam malam ditemani wajahmu yang makin mempesonaku. Ya, meskipun kita tidak satu meja, tapi aku bisa melihatmu jelas.

Makan dengan begitu manis, kunyah ku pelan, tak bersuara, selalu tersenyum. Aku harap kau lihat.

Dan saat sepenggal kata terucap

“ Jar,,,” jadi itu namamu.

Jar ap?

Jaratmimko? Sujarno? Jarwok? =)

Sekarang aku tau namamu, dan apa kau tahu nama ku?

Makan malam paling teraturku usai. Senang.

This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar