Sabtu, 05 November 2011

Pembangunan

Belakangan ini saya jadi begitu naif dengan meniscakan pembangunan. Terutama rentetan pembangunan di Palembang pasal Sea Games 2011 ini. Melihatnya aneh saja. Namun bukan berarti saya menentang pembangunan itu. Karena secara langsung atau tidak kita pasti akan menikmatinya dan merasakan kemudahan yang ditawarkan. Hanya saja menatap hektaran gedung elok yang klimis dengan macam seni artistiknya kemudian melirik semeter ke sisi lain. Terlihat warung remang unyil dengan perempuan renta dan seorang gadis kecil sebagai pemiliknya. Atau seperti beberapa bulan lalu ketika saya melintas di jalan Kol. H. Burlian yang sedang dalam proses perluasan jalan. Masih terlihat dua-tiga penampel ban yang mulai terhimpit gundukan bekas kerukan tanah. Los mereka yang sudah sangat minim harus terhalang lagi oleh para pekerja dan bahan-bahannya hingga sebagai liang lahat-pun tidak layak lagi. Dua bulan berlalu, setelah pelebaran jalan hampir tahap finishing para penambal ban itu sudah kehilangan lapaknya. Meski bukan itu saja alasannya. Saya yakin masih banyak cerita miris lainnya yang lebih membuat hati teriris.
Huh, semuanya akan berlalu. Semoga para penampal ban itu mendapat lokasi baru. Amin.
*Kacau, sudah selarut ini dan saya masih belum juga nempel di kasur. Padahal besok sholat Idul Adha dan harus bangun subuh buta. Go sleep.*loncat ke rangjang*

0 komentar:

Posting Komentar